Establishment Of Hyperuricemia Mouse Model With Oxonic Acid Potassium Salt And Essence Of Chicken | |
Abstrak Establishment Of Hyperuricemia Mouse Model With Oxonic Acid Potassium Salt And Essence Of Chicken. Dian Ratih Laksmitawati*, Liliek Nurhidayati, Nining Novita Ningsih. Laboratorium Biochemsitry and Pharmacology Faculty of Pharmacy Pancasila University, Jalan Srengseng Sawah Jagakarsa Jakarta 12640 ABSTRACT Nowadays the exploration of anti-hyperuricemia herbs becomes more interesting, but making an animal model of hyperuricemia is still facing a problem due to a different uric acid metabolism between mice and human. The aim of this study was to investigate the effects of essence of chicken (EC) and urease inhibitor, oxonic acid potassium salt (PO) used singly or in combination on the concentration of serum uric acid in mice, to determine the optimal procedure, time of blood withdrawal and induction period and to evaluate the feasibility of this method to establish a mouse model of hyperuricemia. Determination of blood withdrawal time was as follows: DDY mice was given PO 250 mg/kgBW intra peritoneally and the blood was collected per hour to measure the plasma uric acid concentration. Determination of inductor combination and period of induction time were conducted by dividing mice into 6 groups: normal, PO 1 day, PO 3 days, PO and EC 1 day, PO and EC 3 days and EC 3 day and PO only on the third day. On the third day, the blood was collected and plasma uric acid was reacted with EHSPT (N-Ethyl-N-(2-hydroxy-3-Sulfopropil) m-Toluidine) and 4-AAP(4-Aminoantipyrine). The absorbance of color formation were measured by using spectrophotometer at 546 nm. The results showed that plasma uric acid was the highest at 2 hours after OA injection. The administration of both PO and EC could raise the uric acid compared with singly OA. Administration of EC and PO combination each day for 3 days’ consecutively could increase plasma uric acid in mice. In conclusion, the administration of chicken essence (EC) with oxonic acid potassium salt (PO) for 3 days significantly increased the plasma uric acid. Thus, this procedure could be used as a suitable method to establish a mouse model of hyperuricemia. Keywords: hyperuricemia model, potassium oxonic acid, essence of chicken.
https://www.rjpbcs.com/pdf/2017_8(1S)/[11].pdf
| |
Penulis :
DIAN RATIH L , Dr., M.Biomed.,Apt.
[PDF File] didownload : 33 x | |
|
---|
Presisi Uji Antihiperurisemia In Vitro Berdasarkan Pengukuran Serapan Pada Dua Panjang Gelombang | |
Abstrak PRESISI UJI ANTIHIPERURISEMIA IN VITRO BERDASARKAN PENGUKURAN SERAPAN PADA DUA PANJANG GELOMBANG Liliek Nurhidayati, Dian Ratih Laksmitawati, Riska Eka Putri Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan Corresponding author email: liliek_nurhidayati@yahoo.com ABSTRAK Metode yang digunakan dalam skrining obat antihiperurisemia in vitro berdasarkan pada kemampuan suatu bahan menghambat enzim xantin oksidase dalam mengubah substrat xantin menjadi asam urat. Para peneliti mengukur aktivitas antihiperurisemia berdasarkan asam urat yang terbentuk atau xantin yang tersisa. Untuk mengetahui presisi kedua pengukuran tersebut, telah dilakukan pengujian aktivitas antihiperurisemia alopurinol berdasarkan pengukuran serapan pada panjang gelombang 291 nm dan 268 nm. Pada kondisi optimum diperoleh simpangan baku relatif persen penghambatan berdasarkan jumlah asam urat yang terbentuk 0,24-1,30%, sedangkan berdasarkan sisa xantin adalah 0,25-2,39%. Kata kunci : pengambatan, xantin oksidase, in vitro, alopurinol, presisi
http://kjif.unjani.ac.id/index.php/kjif/article/view/102
| |
Penulis :
DIAN RATIH L , Dr., M.Biomed.,Apt.
[PDF File] didownload : 34 x | |
|
---|
Peningkatan Aktivitas Antimikroba Ekstrak Nanas (Ananas Comosus (L.). Merr) Dengan Pembentukan Nanopartikel | |
Abstrak PENINGKATAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK NANAS (Ananas comosus (L.). Merr) DENGAN PEMBENTUKAN NANOPARTIKEL Deni Rahmat*, Dian Ratih L., Liliek Nurhidayati, Meilda Ayu Bathini Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Jakarta *Email : mangnden78@yahoo.com ABSTRAK Bonggol nanas (Ananas comosus (L.). Merr) mengandung enzim bromelain dengan kadar tertinggi dibandingkan bagian nanas lainnya. Salah satu fungsi enzim bromelain adalah sebagai antimikroba. Ekstrak bonggol nanas dibuat dalam bentuk nanopartikel dengan menggunakan kitosan kemudian dikeringkan dengan metode freeze drying. Serbuk kering ekstrak ditentukan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) terhadap Staphylococcus aureus. Nanopartikel ekstrak kering dilakukan uji ukuran partikel, zeta potensial, dan morfologi partikel. Nanopartikel ekstrak kemudian diformulasikan ke dalam bentuk sediaan gel. Tiap formula dilakukan uji mutu fisik antara lain organoleptik, homogenitas, viskositas dan sifat alir dan uji mutu kimia (pH). Hasil penelitian menunjukkan nanopartikel ekstrak memiliki ukuran partikel 60,8 nm dan bentuk partikel kering sferis. Ekstrak bonggol nanas memiliki KHM pada konsentrasi 1,25%. Gel formula IV menunjukkan DDH tertinggi yaitu 62,5 mm dan memiliki viskositas dan pH yang stabil. Dengan demikian pembuatan nanopartikel pada ekstrak bonggol nanas dapat meningkatkan aktivitas antimikroba dalam sediaan gel untuk penggunaan secara topikal Kata kunci: Bonggol nanas, nanopartikel, kitosan, antimikroba
https://jsk.farmasi.unmul.ac.id/index.php/jsk/article/view/45/40
| |
Penulis :
DIAN RATIH L , Dr., M.Biomed.,Apt.
[PDF File] didownload : 31 x | |
|
---|
Development of friction and wear full-scale testing for TKR prostheses with reliable low cost apparatus | |
Abstrak Prostheses products must undergo simulation and physical testing, before clinical testing. Finite element method is a preliminary simulation for in vivo test. The method visualizes the magnitude of the compressive force and the critical location of the Total Knee Replacement (TKR) prostheses design. In vitro testing is classified as physical testing for prostheses product. The test is conducted to evaluate the potential failure of the product and the characteristics of the prostheses TKR material. Friction and wear testing are part of the in vivo test. Motion of knee joints, which results in the phenomena of extension and deflection in the femoral and tibia insert, is represented by friction and wear testing. Friction and wear tests aim to obtain an approximate lifetime in normal and extreme load patterns as characterized by the shape of the friction surface area. The lifetime estimation requires friction and wear full-scale testing equipments for TKR prostheses products. These are necessary in obtaining initial data on potential product failures and characterizing of the material based on the ASTM F2724-08 standards. Based on the testing result and statistical analysis data, the average wear rate value per year is 2.19 × 10−3 mg/MC, with a 10 % safety limit of volume and 14,400 cycles times, for 15 hours moving nonstop then the prediction of wear life of the component tibia insert is ± 10 years.
Keywords: Friction; wear; full-scale testing; TKR prostheses; reliable; low cost. | |
Penulis :
Agri Suwandi, Dr., S.T., M.T.
[PDF File] didownload : 32 x | |
|
---|
Harapan Masyarakat Terhadap Kualitas Ruang Publik Sebagai Tempat Aktivitas Luar Ruang Pada Kawasan Perkantoran Dalam Mendukung Kota Hijau | |
Abstrak Abstrak
Di kota besar ruang publik merupakan tempat-tempat umum untuk dipergunakan warga kota bersama-sama. Pada kawasan perkantoran di pusat kota, ruang publik umumnya juga terkait dengan fungsi ruang terbuka hijau. Situasi tersebut menjadikan ruang publik memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai tempat aktivitas bersama, lokasi resapan air dan paru-paru kota. Sebagai tempat aktivitas bersama, ruang publik dapat menjadi tempat istirahat luar ruang para pekerja. Sebagai resapan air dan paru-paru kota, ruang publik memiliki andil dalam terbentuknya iklim setempat yang alami. Dalam rangka mewujudkan kota yang berkelanjutan, ruang publik dapat dioptimalkan sebagai elemen pendukung kota hijau. Adanya peran tersebut, menghadirkan ruang publik menjadi tempat yang teduh, rindang, serta menyejukkan pandangan mata. Terwujudnya fungsi ganda ruang publik akan membentuk suatu kesatuan yang harmonis antara kegunaan ruang publik sebagai tempat bagi aktivitas warga kota, serta peran lainnya sebagai kawasan lindung di pusat kota. Pendapat yang berhasil dikumpulkan dari para pekerja yang sedang beristirahat di ruang publik pada kawasan perkantoran, menggambarkan adanya kesenjangan antara kondisi ideal dengan kondisi yang dirasakan sehari-hari. Terkait dengan fungsi ganda ruang publik serta situasi yang dirasakan oleh responden, terdapat beberapa faktor perlu dipertimbangkan dalam peningkatan kualitas ruang publik, yaitu: (1) iklim setempat, (2) tatanan ruang, (3) keteduhan dan tata hijau, (4) situasi dan kebersihan lingkungan, serta (5) radius pencapaian dengan berjalan kaki. Berdasarkan pendapat yang berhasil dikumpulkan dari para responden dapat diketahui bahwa iklim setempat, tatanan ruang, serta keteduhan dan tata hijau masih berada di bawah kondisi ratarata yang dapat ditoleransi. Adapun situasi dan kebersihan lingkungan sedikit lebih baik daripada kondisi rata-rata yang dapat ditoleransi. Sedangkan radius pencapaian dengan berjalan kaki dipandang sudah baik dan mendekati kondisi ideal. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa masyarakat memiliki arapan agar prioritas peningkatan kualitas ruang publik lebih difokuskan pada perbaikan iklim setempat, peningkatan kualitas tatanan ruang, serta peningkatan kualitas keteduhan dan tata hijaunya.
Kata kunci : kota hijau, ruang publik, pusat kota | |
Penulis :
AGUS SURYA SADANA W , M.T.
[PDF File] didownload : 32 x | |
|
---|